Laman

Selasa, 02 Februari 2016

Studi Kasus : Kuli Bangunan


Kuli Bangunan atau sering disebut juga tukang bangunan merupakan salah satu pekerja yang paling dibutuhkan oleh masyarakat, ternyata seorang kuli bangunan tersebut adalah seseorang yang pekerja keras walaupun yang kita tahu gaji yang di dapat dari seorang kuli bangunan tidak lah besar namun resiko yang dia hadapi sangat besar, contohnya seperti megahnya kantor walikota yang kita ketahui bahwa seorang kuli bangunan membanting tulang demi terselesaikannya kantor tersebut tepat waktu namun resiko yang dihadapi tidaklah lebih besar dari hasil keringat yang dia dapat.

sebelumnya saya sempat membahas tentang arsitektur dan vendor. arsitektur dan vendorpun kurang lengkap atau tidak dapat terselesaikannya pekerjaan tanpa campur tangan kuli bangunan, kalau kita ketahui kulibangunan hanya membuat saja tanpa memperhitungkan nya terlebih dahulu itu salah, kuli bangunan memang membuat sebuah kantor atau bangunan tetapi mereka sudah memperhitungkannya dengan di bantunya pekerjaan tersebut oleh Arsitektur.

            Bila Arsitektur membuat desainnya maka vendor akan membeli hasilnya tersebut dan akan mencari kuli bangunan untuk membantu pekerjaan tersebut hingga menjadi seperti gedung-gedung bertingkat yang sangat megah.

            Jadi janganlah kalian mengecilkan sebuah pekerjaan bila sebuah pekerjaan itu di anggap halal maka itulah pekerjaan yang baik dan pekerjaan yang sangat besar dibandingkan harus menjadi seorang pencuri.


Perbandingan dua profesi : Arsitektur & Vendor Bangunan



 
Didalam kedua profesi tersebut sebenarnya sama-sama saling membutuhkan, mengapa saling membutuhkan? Karna dari keduanya tersebut tidak dapat bekerja bila salah satu dari mereka tidak saling membantu. Contohnya jika Arsitektur tidak memberikan hasil yang dia buat kepada vendor bangunan kemungkinan sang vendor tidak dapat membangun sebuah gedung atau bangunan tanpa hasil yang dibuat oleh Arsitektur.
Untuk mengetahui lebih jelasnya silahkan dibaca dibawah ini antara kedua profesi tersebut:

-          ARSITEKTUR
Yang pertama akan saya bahas terlebih dahulu yaitu Arsitektur. Apa itu Arsitektur? Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap indivisual untuk berimajinasi diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, Arsitektur mencangkup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Mungkin bagi orang awam ketika kita melihat sebuah gedung-gedung bertingkat sampai gedung pencakar langit itu hanyalah buatan seseorang yang berada di lokasi tersebut tetapi gedung-gedung pencakar lagit bisa berdiri kokoh dan juga megah karena hasil dari campur tangan seorang arsitektur.

-          VENDOR BANGUNAN
Yang kedua ini adalah Vendor Bangunan kenapa saya membandingan antara keduanya?? Bila kalian membacanya kalian bisa melihat tulisan yang berada diatas yang sudah saya sampaikan dan untuk lebih jelasnya saya akan memberitahukan apa sebenarnya tugas atau pekerjaan dari Vendor tersebut.
Vendor itu sendiri sebenarnya adalah Seseorang atau kelompok yang menjual rumah, barang, atau jasa kepada orang lain. Vendor bisa berupa individu atau dalam sebuah perusahaan yang memiliki susunan hirarki yang sistematis. Dalam kaitanya dengan jual beli, vendor akan selalu senantiasa membangun hubungan yang baik agar pembeli mempunyai citra dan persepsi yang baik. Sehingga pembeli akan percaya untuk membali dari vendor tersebut.
Mungkin kita sering mendengar kata-kata dari vendor tersebut bukan hanya vendor tiket atau vendor sebuah acara, dalam vendor bangunan itu sendiri dia yang akan menjualkan sebuah bangunan yang sudah dibuat oleh arsitektur kepada masyarakat atau pemilik dari perusahaan jika bangunan tersebut seperti gedung-gedung.


Jurnal Penunjang:
-          Jurnal Arsitektur DASENG
From : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng